Dimanakah dia bersembunyi???
Aku rindu kehadirannya di sini...
pengertian,
kebersamaan,
ketulusan hati,
Rindu segala hal dari dirinya...
Ku inginkan dia disini...
Dimana harus ku cari dirinya???
Hati ingin terus berlari,
Berlari terus mengejar,
Walau tinggal hanya bayangannya...
Ingin segera ku menatap dirinya...
Kapan kan ku temukan dirimu???
Lama ku menunggu, Penuh harap...
Hingga harapku memudar
Ku butuh kehadirannya disini...
Sepi dan sendiri, bersama waktu yang tak menentu,
Nyaris ku hilang arah...
Sebab tanpa seorang pun disini...
Sambil terus bertanya akankah dia datang...
Akankah ku berjumpa dengannya???
Ingin hadirnya selalu...
Bila nanti dia ada,
biarkan kami bersama, terus bersama...
Mendaki bukit, menyusur lembah curam...
Setia tanpa ujung, hingga sirna dunia...
Dan sirnalah sepi sendiri...

Saya memang tidak berbakat dalam hal menulis puisi, tapi puisi ini teruntai begitu saja saat saya sedang sangat membutuhkan seorang sahabat. Waktu itu saya merasa sangat sendiri dan kesepian. Bagaimana tidak, saya menghabiskan sebagian besar waktuku berada sendiri, tanpa seorang sahabat. Dan dalam kesendirian saya sering merenung bahwa betapa saya menginginkan seorang sahabat yang selalu hadir di saat suka dan duka, yang bisa available 24 jam untuk mendengar dan bahkan menolong saya, dan saya butuh sahabat yang bisa menyimpan segala hal yang rahasia tentang diri saya dan pula tentu saja bisa dipercaya dan diandalkan.
Di dalam kesendirian dan kesepian, merasa sendiri dan terasing tanpa sahabat, seringkali saya berkeluh kesah. Mengapa begini? Dan mengapa begitu? Tidak jarang pertanyaan yang mengandung unsur “mengapa” dan “mengapa” hadir dalam pikiranku. Dunia rasanya tidak adil, karena saya selalu saja sendiri sementara yang lain selalu dikelilingi sahabat kapan pun mereka inginkan. Kadang saya iri melihat rekan-rekan saya yang nampaknya sangat tidak kesepian dan bahagia di kelilingi sahabat yang mereka kasihi sebagai tempat saling berbagi berbagai hal.
Namun saudara-saudaraku, di tengah kesepian yang melanda seperti itu, saya tahu bahwa ada seorang sahabat yang tidak pernah meninggalkan saya sedetik pun, dan tidak pernah dibiarkannya saya sendiri, karena memang saya tidak pernah berjalan sendirian. Dia amat mengasihiku dan senantiasa melimpahkan kasih layaknya seorang sahabat sejati, dan kasih itu tulus dan suci serta abadi. Dia selalu memberikan yang terbaik bagi kehidupan saya, memberi pertolongan di saat ku butuhkan. Dia selalu hadir setiap saat dalam hidupku, bahagia di saat saya bahagia dan ikut menangis saat saya menangis sambil menghapus setiap air mata yang mengalir di pipiku. Dia menopang saat saya terjatuh, hingga bila saya jatuh tidak akan sampai tergeletak. Dia menggendong saya di saat tak mampu lagi ku berdiri. Dia bahkan rela mati untuk saya, dan bukan hanya untuk saya melainkan untuk saudara-saudara sekalian.
Saudaraku, percayalah, bahwa hanya Dialah satu-satunya sahabat sejati yang memiliki kasih yang sejati. Kasih yang sejati itu sudah dinyatakan lewat pengorbanan-Nya yang besar di atas kayu salib untuk menanggung dosa umat manusia. Dosa siapa lagi yang ditanggung-Nya kalau bukan dosa umat manusia, yang disebut-Nya sebagai sahabat.
Meskipun tiada manusia yang bisa menjadi sahabat bagi kita, ingatlah bahwa Tuhan Yesus Kristus selalu ada bagi kita semua yang percaya pada-Nya, yang disebut-Nya sebagai sahabat-sahabat. Hanya Dialah sahabat sejati yang kekal dan kasih-Nya bagi kita tak akan pernah sirna oleh waktu.
“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”
“Jesus Loves You all, friends...
Let’s just have faith in HIM, and keep the faith in our hearts...
He never leaves you alone...”
GOD is my BFF – Best Friend Forever
How about you???

No comments:
Post a Comment
Your comment here please....